Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

HAKEKAT MANUSIA MENURUT GABRIEL MARCEL (1889-1973)

Riwayat Hidup           Gabriel Marcel lahir tahun 1889 di Perancis. Ayahnya dibaptis dalam Gereja Katolik, tetapi kemudian tidak lagi memiliki keyakinan religius. Demikian juga ibunya yang berasal dari keturunan Yahudi. Ibunya meninggal ketika Marcel berumur 4 tahun. Ayahnya kemudian menikah lagi dengan adik ibunya. Dalam pengalamannya, Marcel merasakan bahwa pernikahan yang kedua dari ayahnya tidak memberikan kebahagiaan bagi hidupnya. Sebaliknya, kepergian ibunya sungguh menjadi pengalaman kehilangan dalam hidupnya. Pengalaman kematian ibunya juga menjadi pergumulan dalam ide-ide filosofisnya. Sampai akhirnya ia mempertanyakan apa yang terjadi dengan orang mati. Marcel melewati masa mudanya setahun di Swedia. Selama perang dunia I, Marcel menggabungkan diri dalam kelompok palang merah Perancis. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa pemikiran filosofis Marcel juga dipengaruhi oleh situasi pada masa perang dunia I. Selain itu, Marcel juga pernah belajar di Lyce’e Carnot dan

Eksistensial Manusia menurut Jean Paul Sartre

Jean Paul Sartre (1905-1980) dalam pemikirannya banyak dipengaruhi oleh fenomenologi Husserl dan Heidegger. Dari fenomenologi Husserl, Sartre melihat dua hal penting. Pertama, perlunya menempatkan kesadaran sebagai titik tolak untuk kegiatan-kegiatan atau penyelidikan-penyelidikan filsafat. Kedua, pentingnya filsafat untuk “kembali kepada realitasnya sendiri” (Zu den sachen selbst). Sartre menulis dalam L’imagination bahwa “fenomenologi Husserl dengan gemilang membuka jalan untuk mengadakan studi-studi tentang kesadaran dengan bertolak dari titik nol, tanpa asumsi-asumsi, tanpa hipotesa-hipotesa, dan tanpa teori-teori prafenomenologis”. Menurut Sartre, gejala-gejala dasar manusia seperti kesadaran, emosi, imajinasi, dan fantasi memang harus diselidiki secara langsung, tanpa menggunakan asumsi-asumsi atau teori-teori prafenomenologis yang deterministik dan mekanistik.Akan tetapi, disamping pengakuannya tentang fenomenologi Husserl, ia mengecam idealisme Husserl yang tidak realistik, di